Dearest F

By Luthfia Syahnaz - 09.11

Terima kasih untuk air mata kesekian kali yang menyadarkanku pagi ini, menyadarkan bahwa semua tak lagi sama dan tak akan pernah kembali sama seperti dulu lagi. Terima kasih telah membuatku mengerti bahwa bukan aku yang sesungguhnya kau cari, bukan aku orang yang kau rencanakan untuk dicintai. Terima kasih untuk semua hal yang pernah kita lalui. Terima kasih Tuhan untuk pertemuan kebetulan yang menjadi kenangan, terima kasih untuk pertemuan yang berbeda tujuan dalam arah yang sama. Seperti pertemuan kita pertama kali, dan mungkin terakhir kali, kita masih berada pada tujuan yang tak sama. Saat itu aku yang lebih dulu sampai di tujuanku, dan kamu masih melanjutkan perjalanan. Mari kita lihat, di kenyataannya siapa yang lebih dulu sampai tujuan, yang jelas kamu meninggalkanku terlebih dahulu di perjalanan ini. Tidak ada yang bisa kuharapkan lagi selain semoga kau bahagia.

Sedang di Jogja, 
8 September 2018

--

Beberapa hari ini aku melakukan kebodohan yang sama berulang kali. Bodohnya aku mengharapkan semua hal kembali seperti sedia kala saat kita masih bersama. 

Masih di Semarang,
26 Agustus 2018

--

Hai kamu yang sedang bosan. Kadang aku bingung harus bagaimana, walaupun kadang juga sadar bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun entah kenapa baru kali ini aku menyadari kalau mungkin memang aku harus membiarkan segalanya mengalir apa adanya. Gausah ngoyo, kalo toh muaranya sama saja. Aku ingin memberikanmu ruang yang cukup tanpa aku didalamnya. Tak masalah bukan aku yang membersamaimu asalkan aku tahu kamu tetap berkembang kedepannya. Bersamamu saat ini seperti terus menggenggam ego yang sebenarnya bisa saja aku lepaskan. Kalau alasannya kenyamanan, aku yakin kita akan tetap bisa menemukan nyaman itu pada saatnya nanti, entah dengan membersamai ataupun melupai.

Masih di Semarang,
4 Agustus 2018

--



  • Share:

You Might Also Like

0 comments