Hakikat Pendidikan untuk Negeriku

By Luthfia Syahnaz - 18.40

Pendidikan adalah jembatan emas menuju kesuksesan. Meskipun tidak ada jaminan bahwa kita akan mendapatkan kesuksesan jika menempuh pendidikan, namun bukan itu makna pendidikan yang sebenarnya. Seperti yang diungkapkan salah satu quotes tentang pendidikan “The true purpose of education is to make minds, not careers” -William Deresiewics. Pendidikan yang baik mengajarkan cara berpikir, bagaimana kita disiapkan menjadi manusia sesungguhnya, yang berguna bagi orang lain, menciptakan suatu karya yang bermanfaat, menjadi pribadi yang cerdas, santun dan mengakar pada keluhuran budaya, bukan hanya sekadar berorientasi pada pancapaian karir kelak.
Pendidikan bukanlah pabrik yang memproduksi tenaga-tenaga kerja terampil bagi industri, bukan pula pencetak manusia-manusia unggul nan mengabdi. Bukan salah, hanya saja seharusnya pendidikan lebih luhur daripada itu. Terlalu dangkal memang jika menilai pendidikan dari hasil muatannya saja. Padahal, proses pendidikan itulah yang lebih penting. Mengutip dari Tan Malaka, tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan. Pendidikan di negeri ini seharusnya lebih mengutamakan tercapainya tujuan-tujuan tersebut.
Mempertajam kecerdasan, untuk mendayagunakan kemampuan kita berbuat sesuatu yang bermanfaat, melalui kemampuan berpikir, analisis, dan kritis terhadap permasalahan yang ada. Lalu memperkukuh kemauan, sudah barang tentu kita memiliki tujuan masing-masing dalam hidup, begitu pula dengan kesuksesan. Kesuksesan yang kita impikan bisa jadi sama atau bahkan berbeda dengan yang lainnya, menempuh pendidikan merupakan jalan awal kita untuk meraih kesuksesan tersebut. Pendidikan bukanlah segalanya, namun segalanya bermula dari pendidikan. Begitu halnya dengan mimpi kita, pendidikan membantu kita menguatkan apa yang menjadi mimpi kita. Jika tidak ada yang bisa menjamin kesuksesan kita lewat pendidikan, maka sesungguhnya pendidikan itu sendirilah harapan kita. Dengan kita menempuh pendidikan, sebenarnya kita sedang dalam perjalanan merajut harapan untuk menyebrang ke kesuksesan kita masing-masing. Dan terakhir, memperhalus perasaan. Pendidikan yang baik akan melahirkan pribadi yang peka dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya, dengan tanggap mengetahui perubahan yang terjadi didalamnya dan berusaha untuk menjaga sikap dan perasaan orang lain.
Pendidikan sejatinya mengajarkan hal yang baik dan buruk, untuk melakukannya dan menghindarinya, menjadikan kita manusia seutuhnya. Melalui pendidikan kita diajarkan apa itu ilmu pengetahuan, apa itu akhlak, kita disadarkan sebagai manusia harus berbuat sesuatu untuk sesama, untuk bangsa, dan mengasah kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar.
Jika pendidikan adalah jembatan, maka kita sebagai pelajar adalah penyebrangnya. Namun sayangnya, tidak semua jembatan itu berbalur emas, ada yang berupa kayu dengan tali tambang seadanya, atau bahkan jembatan usang dan reot yang sebenarnya sudah tidak bisa digunakan untuk menyebrang lagi. Seperti wajah pendidikan negeri kita saat ini. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari masalah kesenjangan baik secara kualitas maupun kuantitas. Kita sepakat bahwa pendidikan adalah hal yang esensi dalam pembangunan bangsa. Sejarah membuktikan bahwa dari pendidikanlah kita dapat berjalan menuju gerbang kemerdekaan. Di era globalisasi ini, pendidikan sekali lagi seharusnya mampu menjadi senjata ampuh dalam menghadapi berbagai gempuran dari luar, menjadi kekuatan dan bahan bakar bangsa untuk menyokong pembangunan. Untuk itu, diperlukan kesatuan semangat dan kebulatan tekad untuk mewujudkannya, karena pendidikan negeri ini bukanlah tanggung jawab segelintir penghuni melainkan seluruh anak negeri. Jika kita telah mengecap manisnya pendidikan sampai detik ini, bukankah sudah menjadi kewajiban kita untuk meneruskan buahnya kepada anak-anak bangsa lainnya? Karena pendidikan bukanlah segalanya tapi segalanya berawal dari pendidikan.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments