Pendidikan
adalah jembatan emas menuju kesuksesan. Meskipun tidak ada jaminan bahwa kita
akan mendapatkan kesuksesan jika menempuh pendidikan, namun bukan itu makna
pendidikan yang sebenarnya. Seperti yang diungkapkan salah satu quotes tentang pendidikan “The true purpose of education is to make
minds, not careers” -William Deresiewics. Pendidikan yang baik mengajarkan
cara berpikir, bagaimana kita disiapkan menjadi manusia sesungguhnya, yang
berguna bagi orang lain, menciptakan suatu karya yang bermanfaat, menjadi
pribadi yang cerdas, santun dan mengakar pada keluhuran budaya, bukan hanya
sekadar berorientasi pada pancapaian karir kelak.
Pendidikan
bukanlah pabrik yang memproduksi tenaga-tenaga kerja terampil bagi industri,
bukan pula pencetak manusia-manusia unggul nan mengabdi. Bukan salah, hanya
saja seharusnya pendidikan lebih luhur daripada itu. Terlalu dangkal memang
jika menilai pendidikan dari hasil muatannya saja. Padahal, proses pendidikan
itulah yang lebih penting. Mengutip dari Tan Malaka, tujuan pendidikan itu
untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan. Pendidikan
di negeri ini seharusnya lebih mengutamakan tercapainya tujuan-tujuan tersebut.
Mempertajam
kecerdasan, untuk mendayagunakan kemampuan kita berbuat sesuatu yang
bermanfaat, melalui kemampuan berpikir, analisis, dan kritis terhadap
permasalahan yang ada. Lalu memperkukuh kemauan, sudah barang tentu kita
memiliki tujuan masing-masing dalam hidup, begitu pula dengan kesuksesan.
Kesuksesan yang kita impikan bisa jadi sama atau bahkan berbeda dengan yang
lainnya, menempuh pendidikan merupakan jalan awal kita untuk meraih kesuksesan
tersebut. Pendidikan bukanlah segalanya, namun segalanya bermula dari pendidikan.
Begitu halnya dengan mimpi kita, pendidikan membantu kita menguatkan apa yang
menjadi mimpi kita. Jika tidak ada yang bisa menjamin kesuksesan kita lewat
pendidikan, maka sesungguhnya pendidikan itu sendirilah harapan kita. Dengan
kita menempuh pendidikan, sebenarnya kita sedang dalam perjalanan merajut
harapan untuk menyebrang ke kesuksesan kita masing-masing. Dan terakhir,
memperhalus perasaan. Pendidikan yang baik akan melahirkan pribadi yang peka
dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya, dengan tanggap mengetahui perubahan
yang terjadi didalamnya dan berusaha untuk menjaga sikap dan perasaan orang
lain.
Pendidikan
sejatinya mengajarkan hal yang baik dan buruk, untuk melakukannya dan
menghindarinya, menjadikan kita manusia seutuhnya. Melalui pendidikan kita
diajarkan apa itu ilmu pengetahuan, apa itu akhlak, kita disadarkan sebagai
manusia harus berbuat sesuatu untuk sesama, untuk bangsa, dan mengasah kepekaan
kita terhadap lingkungan sekitar.
Jika
pendidikan adalah jembatan, maka kita sebagai pelajar adalah penyebrangnya.
Namun sayangnya, tidak semua jembatan itu berbalur emas, ada yang berupa kayu
dengan tali tambang seadanya, atau bahkan jembatan usang dan reot yang
sebenarnya sudah tidak bisa digunakan untuk menyebrang lagi. Seperti wajah pendidikan
negeri kita saat ini. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa pendidikan di
Indonesia tidak terlepas dari masalah kesenjangan baik secara kualitas maupun
kuantitas. Kita sepakat bahwa pendidikan adalah hal yang esensi dalam
pembangunan bangsa. Sejarah membuktikan bahwa dari pendidikanlah kita dapat
berjalan menuju gerbang kemerdekaan. Di era globalisasi ini, pendidikan sekali
lagi seharusnya mampu menjadi senjata ampuh dalam menghadapi berbagai gempuran dari
luar, menjadi kekuatan dan bahan bakar bangsa untuk menyokong pembangunan.
Untuk itu, diperlukan kesatuan semangat dan kebulatan tekad untuk
mewujudkannya, karena pendidikan negeri ini bukanlah tanggung jawab segelintir
penghuni melainkan seluruh anak negeri. Jika kita telah mengecap manisnya
pendidikan sampai detik ini, bukankah sudah menjadi kewajiban kita untuk
meneruskan buahnya kepada anak-anak bangsa lainnya? Karena pendidikan bukanlah
segalanya tapi segalanya berawal dari pendidikan.
0 comments